AIR merupakan komponen penting dalam kehidupan,.Bagi makhluk hidup air merupakan salah satu bahan nutrisi. Fungsi air bagi tubuh adalah untuk pengaturan temperatur badan, pengangkutan bahan nutrisi lainnya dan turut juga dalam berbagai reaksi kimia dalam tubuh.
Kualitas air dijabarkan dalam Kekeruhan yang dinyatakan dalam satuan NTU – (nephelometric turbidity units). Semakin banyak padatan tersuspensi dalam air, air terlihat semakin kotor dan semakin tinggi pula nilai NTU. pH air mengindikasikan apakah air bersifat basa atau asam. Tingkat pH yang baik untuk air minum adalah antara 6,5 dan 8,5. pH dibawah 6,5 akan terlalu asam dan pH di atas 8,5 akan terlalu basa. Khlor digunakan untuk mematikan bakteri.
Pengukuran kualitas air dapat dilakukan dengan berbagai parameter, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. TDS (Total Dissolved Solids) meliputi semua mineral yang larut dalam air.
2. Salinitas adalah kadar garam yang terkandung dalam air. Salinitas sering digunakan sebagai parameter mengukur kualitas air yang dapat dipertukar dengan TDS, karena TDS juga mencakup garam mineral yang terkandung didalamnya.
3. Sodium (Na). Air yang tinggi kandungan sodiumnya dapat menyebabkan litter basah dan dapat menyebabkan dehidrasi
4. Kesadahan air. Mineral kalsium dan magnesium penyebab utama kesadahan air. Magnesium dapat mempengaruhi palatabilitas air. Kesadahan air akan membentuk kerak air di dalam pipa paralon (pipa air).
5. Sulfat. Sulfat dapat memberikan efek sebagai pencuci perut.
6. Nitrat dan nitrit. Keberadaan nitrat dan nitrit dapat diindikasikan bahwa air tersebut telah tercemar oleh bakteri (kontaminasi kotoran hewan atau manusia). Nitrit lebih berbahaya dengan dua komponennya. Dalam jumlah yang banyak dapat menganggu darah dalam mengangkut oksigen dan bersifat racun. Level maksimum nitrat yang direkomendasikan cukup bervariasi.
7. Besi.Besi dapat diperoleh karena pencemaran dari peralatan atau kotoran lain.
Kualitas air dapat dilakukan melalui uji lab, namun saat ini untuk menguji kualitas air minum yang kita konsumsi sehari-hari dapat dilakukan dengan cara :
A. Metode Elektrolisa, yaitu dengan melakukan reaksi kimia secara instant dengna menggunakan arus listrik yang dialirkan melalui logam dan besi. Setelah melalui proses ini akan timbul warna endapan yang umumnya disebabkan oleh ion-ion dan polutan yang terdapat pada air minum tersebut. Warna yang timbul biasanya padat dan dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. Jika warna berbentuk gumpalan, maka jenis polutan umumnya adalah Seng, Mercury dan Tembagamemberikan dampak pada kesehatan yaitu : Penyakit ginjal, gangguan fungsi syaraf pusat.
2. Jika warna berbentuk lendir maka jenis polutan berupa alumunium, aresenik , bahan-bahan organik dan bakteri serta virus, yang memberikan dampak : gangguan hati, diare, typus, dan disentri.
3. Warna transparant, jenis polutan adalah asbestos, alumunium sulfat, pestisida dab herbicida. Dampak yang diberikan adalah gangguan hati,ginjal dan sistem syaraf.
B. Pengujian Metode TDS Meter
Alat ini dengan mudah mendeteksi berapa jumlah polutan yang terdapat pada air minum.
Kualitas air tidak dapat kita ketahui hanya dengan kasat mata demi keamanan dan kesehatan kita. Secara fisik air yang dikonsumsi tidak boleh memiliki rasa, warna dan bau. Selain uraian di atas, zat berbahaya yang terdapat pada air minum dan tidak boleh dikonsumsi tubuh manusia adalah yang mengandung, Timbal (Pb), Merkuri (Hg), Alumunimum, Besi dan Klorida.
Sedangkan dari segi mikrobiologi air tidak boleh mengandung bakteri patogen yang bersifat racun dan membahayakan contohnya, E-coli, Salmonella typhii, dan sejenisnya.
Semoga uraian di atas memberikan informasi yang penting bagi pembaca blog ini.
No comments:
Post a Comment